Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jerman, atau yang lebih dikenal sebagai PCINU Jerman, adalah organisasi keagamaan sekaligus kemasyarakatan di Jerman yang bertujuan untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan, serta mengamalkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dalam kerangka besar organisasi, PCINU Jerman berinduk kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Embrio PCINU Jerman sejatinya sudah muncul sejak lama berupa komunitas warga nahdliyin, istilah yang sering dipakai untuk merujuk kepada kelompok masyarakat yang berafiliasi ke Nahdlatul Ulama (NU) baik secara kultural maupun struktural, yang tersebar di berbagai kota besar Jerman seperti Berlin, Frankfurt, Bonn, Göttingen, dan Leipzig. Diinisasi oleh Suratno (Universitas Frankfurt), Syafiq Hasyim (Universitas Freie Berlin), Asfa Widiyanto (Universitas Bonn), Jaenal Effendi (Universitas Goettingen), Arli Parikesit (Universitas Leipzig), PCINU Jerman kemudian diformalkan sebagai suatu organisasi dalam sebuah pertemuan pada tanggal 16-17 April 2010. Hal ini dilakukan sebagai jawaban atas dua tantangan. Pertama, mengikuti pembentukan cabang-cabang istimewa NU yang sudah terbentuk di berbagai negara di benua Asia, Afrika, Australia, Amerika, serta negeri-negeri di benua Eropa. Kedua, semangat mengglobalkan visi-misi keislaman NU yang toleran, moderat, dan berjuang untuk rahmatan lil-‘alamin di Jerman yang dikenal sebagai ‘ranah gagasan’ (Land der Ideen).
PCINU Jerman telah melalui tiga masa kepengurusan yang masing-masing dipimpin oleh Suratno (Universitas Frankfurt) sejak awal berdirinya hingga tahun 2014, dilanjutkan oleh Zacky Khairul Umam (Universitas Freie Berlin) hingga tahun 2017, dan kemudian oleh Muhammad Rodlin Billah (Institut Teknologi Karlsruhe) hingga saat ini. Ketiganya terpilih sebagai ketua tanfidziyah (pelaksana harian) secara mufakat melalui musyawarah anggota. Hingga hari ini, PCINU Jerman telah memiliki anggota aktif lebih dari 75 orang yang kini semakin tersebar di berbagai berbagai penjuru Jerman seperti Bremen, Hamburg, Köln, Kassel, Duisburg, Dresden, München, Heidelberg, Mannheim, Karlsruhe, Stuttgart, Tübingen, Aachen, Freiburg, hingga Ilmenau.
Sebagai salah satu bentuk pengamalan visi-misi keislaman NU yang toleran dan moderat, disamping mengadakan kegiatan-kegiatan keislaman, PCINU Jerman juga senantiasa mengadakan kegiatan-kegiatan kebangsaan maupun sosial untuk terus memupuk rasa cinta terhadap tanah air dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini tidak lain juga didukung dari sejarah panjang kontribusi Nahdlatul Ulama terhadap tanah air, baik sebagai jam’iyah (komunitas) maupun organisasi, pada masa sebelum, saat, dan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diraih.
Kesemuanya tidak lepas dari fakta bahwa keislaman dan kebangsaan sejatinya memiliki keterkaitan yang harmonis, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah, Rais Aam PBNU periode 1947 – 1971, hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman).