German Muslim, not Muslim Living in Germany
Muslim Jerman, bukan Muslim yang hidup di Jerman
Itulah bagaimana pembicara utama Global NU Connection kali ini menyebut dirinya. Apakah maksudnya?
Membumikan Islam di tanah Jerman dan memperjuangkan muslim Jerman untuk menjadi bagian dari masyarakat Jerman adalah tujuannya. Saudara-saudara kita ini bukan hanya sekedar muslim yang hidup di Jerman, tetapi warga pribumi Jerman yang beragama Islam.
Jerman adalah salah satu negara yang termaju di dunia. Walaupun demikian, nilai-nilai Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dapat ditemukan kembali dalam budaya keseharian Jerman, seperti tepat waktu, disiplin, menjaga kebersihan, menghargai perbedaan, berdiskusi tanpa menyinggung orang lain, dll. Jerman juga menjamin kebebasan masyarakatnya dalam beragama, termasuk dalam berdakwah. Berdakwah bukan berarti menargetkan atau bahkan memaksa semua orang untuk memeluk Islam, bukan berjuang melalui politik praktis, dan juga bukan berjuang untuk mengganti sistem negara. Akan tetapi, dengan cara menyampaikan substansi Islam dengan sebenar-benarnya, termasuk menjelaskan nilai-nilai lokal mana yang sudah kompatibel dengan Islam, mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, hingga melepaskan prasangka buruk masyarakat umum terhadap kaum muslim.
Tentunya membumikan Islam di Jerman tidaklah hal yang mudah. Standar masyarakat Jerman yang tinggi membuat muslim Jerman harus meningkatkan kualitas perorangan, organisasi, dan kegiatan mereka supaya diakui oleh masyarakat luas. Misalnya untuk mendirikan TK Islam, mereka harus memiliki guru yang bersertifikasi, gedung yang berstandar keselamatan tinggi, WC yang memenuhi standar kesehatan tinggi sekaligus ramah anak-anak, dan sebagainya. Selain itu, juga banyak tantangan lain, yaitu gaya hidup warga Jerman yang sekuler, radikalisme generasi muda muslim, dan islamophobia akibat persaingan antar agama besar yang sudah berlangsung berabad-abad yang ditambah dengan berkembangnya radikalisme baru-baru ini.
Saat ini secara kuantitas memang banyak masyarakat Jerman yang menjadi mualaf, terutama akibat gencarnya dakwah jalanan beberapa tahun terakhir. Akan tetapi hanya sekitar 20% yang bertahan sebagai muslim, akibat tantangan yang begitu besar yang harus dihadapi oleh para mualaf tersebut, seperti ditinggalkan keluarga atau teman.
Selama ini muslim Jerman hampir tidak mengenal Islam Nusantara. Mereka rata-rata hanya terkesan akan sopan, kalem, dan ramahnya muslim Nusantara ketika berinteraksi selama Umroh atau Haji.
Sesi Global NU Connection kali ini akan mengupas tantangan dan tanggung jawab muslim Jerman, dan bagaimana Islam Nusantara dan Islam Jerman saling menginspirasi.
Sesi ini InsyaAllah juga akan dihadiri oleh KH Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja Center NU Jawa Timur.