Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman menggelar peringatan Hari Santri dan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kota Munchen. Acara diselenggarakan hybrid dengan dihadiri 85 anggota NU se-Jerman dengan tatap muka dan puluhan lainnya secara online.
Peserta yang mengikuti secara tatap muka langsung merupakan anggota NU Jerman yang telah divaksin secara penuh dan melakukan rapid test sebelum pelaksanaan kegiatan.
Rangkaian kegiatan tersebut sekaligus menjadi bagian dari Konferensi Cabang NU Jerman yang ke-5. Kegiatan dilaksanakan dengan pembacaan maulid Simtudduror yang diiringi rebana dari rekan-rekan Lesbumi NU Jerman dan kajian kitab kuning.
“Melalui tema tradition meets excellence, kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat semangat warga NU di Jerman yang mayoritas berprofesi di bidang sains dan teknologo untuk tetap menjaga tradisi dan budaya Islam Nusantara,” kata Ketua Tanfidziyah PCINU Jerman, Muhammad Rodlin Billah dalam siaran pers, Rabu (27/10/2021).
Menurutnya, penguasaan ilmu dan keahlian sains dan teknologi harus terus dibarengi dengan praktik tradisi Islam sebagaimana yang ada di tanah air sehingga jati diri sebagai santri tidak pudar.
“Pembacaan Maulid, rebana, dan kajian kitab kuning merupakan salah satu bentuk para santri saintis di Jerman untuk menyatukan keahlian dan tradisi ketika hidup dan berkarir di negara maju,” katanya.
Dalam Konfercab ke-5 ini menjadi bahasan di antaranya adalah roadmap NU Jerman menyongsong 1 abad NU pada 2026. Beberapa program dalam roadmap tersebut di antaranya adalah perluasan networking di Jerman dan Uni Eropa.
Kemudian, memperkuat ekosistem berkelanjutan melalui pusat penelitian, berperan aktif dalam isu-isu lingkungan hidup, penguatan sistem kaderisasi, dan memperkuat relasi dengan pesantren di Indonesia.