Pada tahun 1952, Republik Indonesia dan Republik Federal Jerman resmi membuka hubungan bilateral, ditandai dengan didirikannya Perwakilan Negara Republik Indonesia di Kota Bonn, Jerman pada 25 Juni 1952. Pada tahun 2022, ini, kedua negara merayakan 70 tahun hubungan diplomatik yang berlangsung baik.
Selama 70 tahun, hubungan bilateral RI-Jerman sangat erat di berbagai bidang kerja sama. Di bidang ekonomi, misalnya, Jerman merupakan mitra dagang utama Indonesia di Eropa. Hubungan erat di bidang ekonomi juga terlihat dari kesempatan Indonesia menjadi negara mitra pada penyelenggaraan Hannover Messe 2021 dan kembali pada tahun 2023 mendatang. Indonesia dan Jerman juga menjalin kerja sama antara lain di bidang sosial budaya, riset dan teknologi, vokasi, pariwisata, ketenagakerjaan, dan kesehatan. Selain itu, terdapat kerja sama Sister City antara kota Padang-Hildesheim, Jakarta-Berlin, dan Bandung-Braunschweig.
Sementara itu, eratnya hubungan Indonesia-Jerman di bidang politik terlihat dari kunjungan resiprokal kedua kepala negara dan pemerintahan. Pada tahun 2012, memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman, Kanselir Angela Merkel bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani kesepakatan Jakarta Declaration 2012 yang menandai Comprehensive Partnership kedua negara. Kemudian pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo mengunjungi Kanselir Angela Merkel dan kembali menguatkan komitmen kerja sama di berbagai bidang. Pada masa pandemi COVID-19, Presiden RI dan Kanselir Jerman melakukan pertemuan secara virtual, seperti pada saat penyelenggaraan Hannover Messe pada April 2021.
Jerman sendiri juga memiliki kepentingan terhadap Indonesia khususnya dalam konteks Indonesia sebagai pasar bagi produk teknologi tinggi Jerman. Selain itu, Indonesia menjadi mitra penting Jerman dalam implementasi German Policy Guidelines for the Indo-Pacific Region yang dirilis oleh Pemerintah Jerman pada September 2020. Policy Guidelines tersebut mencerminkan pengakuan Jerman terhadap adanya pergeseran kekuatan geopolitik dunia ke kawasan Indo-Pasifik. Indonesia perlu memperhatikan perkembangan tersebut untuk meraih kepentingannya sendiri dalam kerja sama dengan negara-negara lainnya di dalam maupun luar kawasan.
Sektor yang menjadi prioritas bagi Indonesia dalam pengembangan hubungan dengan Jerman saat ini salah satunya adalah peningkatan investasi Jerman di Indonesia, khususnya melalui pembangunan German Industrial Quarter di Indonesia. Indonesia dan Jerman juga terus berupaya meningkatkan kerja sama perdagangan, kerja sama green development (energi terbarukan, lingkungan hidup), kerja sama kesehatan, dan kerja sama maritim.
Salah satu peluang kerja sama yang harus diperhatikan oleh Indonesia muncul dari isu ageing population di Jerman, di mana Jerman berada pada peringkat ke-4 ageing population di seluruh dunia dengan persentase penduduk di atas 65 tahun sebanyak 21% dari total penduduknya. Hal ini mengakibatkan labour shortage di Jerman, dengan prognosis kekurangan tenaga kerja terampil sebanyak 400.000 orang per tahunnya di Jerman. Indikasi kebutuhan Jerman atas pekerja migran terampil terdapat pada sektor kesehatan, manufaktur, konstruksi, pengelolaan sampah, transportasi, pergudangan, informatika dan komunikasi, pengelolaan dan reparasi kendaraan bermotor.
Bagi Indonesia, kekurangan tenaga kerja di Jerman ini merupakan peluang. Dalam kaitan ini, KBRI Berlin mengupayakan kerja sama dengan Federal Employment Agency / Bundesagentur für Arbeit (BA) untuk pengakuan gelar pendidikan vokasi Indonesia di Jerman dan proses rekrutmen tenaga terampil yang transparan dan aman. Secara khusus, Indonesia telah ditawarkan untuk berpartisipasi dalam Triple Win Project, yang adalah program pemerintah Jerman melalui BA merekrut 150.000 orang tenaga perawat dari negara ketiga selama tahun 2020-2025. Saat ini tengah dilakukan persiapan keberangkatan untuk 120 tenaga perawat Indonesia angkatan pertama dalam program ini. Ke depannya, kerja sama ini akan dikembangkan ke bidang pariwisata dan hospitality, industri, maupun bidang-bidang lainnya.
Terkait dengan bidang pariwisata, Indonesia sedang berupaya meningkatkan kembali jumlah wisatawan mancanegara asal Jerman ke Indonesia setelah adanya penurunan tajam akibat pandemi COVID-19. Untuk itu, KBRI Berlin bersama KJRI Frankfurt dan Hamburg giat mempromosikan pariwisata Indonesia, termasuk melalui berbagai program dan kegiatan yang semakin mempopulerkan keindahan alam dan budaya Indonesia kepada masyarakat Jerman.
Namun demikian, ke depannya, sebaiknya Indonesia tidak hanya dikenal di benak masyarakat Jerman sebagai negara tropis dengan tradisi budaya dan alam yang indah. Indonesia juga harus dikenal oleh masyarakat internasional sebagai negara yang inovatif, dengan anak-anak muda yang kreatif, cerdas, berwawasan luas dan melek teknologi. Salah satu caranya dengan meningkatkan jumlah pemuda dari Indonesia yang belajar dan berkarya di Jerman. Saat ini terdapat sekitar 10.300 mahasiswa Indonesia di Jerman. Jumlah ini perlu semakin ditingkatkan. Untuk membangun jejaring yang kuat di bidang teknologi dan inovasi, KBRI Berlin juga menggagas pendirian suatu Start-Up House di Bali dengan bekerja sama dengan mitra-mitra dari Jerman.
Pada tahun 2022 ini, Indonesia dan Jerman sama-sama memegang peranan penting di panggung internasional: Indonesia menjabat Chair G20 sementara Jerman menjabat Chair G7. Dalam posisi tersebut, Indonesia dan Jerman sama-sama memegang peranan penting menjawab berbagai tantangan global, antara lain pemulihan global dari pandemi COVID-19 dan isu invasi Rusia ke Ukraina. Dalam kaitan ini, Pemerintah Jerman telah mengumumkan rencana mengundang Presiden Joko Widodo ke Jerman dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Elmau dalam kapasitasnya sebagai Chair G20. Tentunya Pemerintah Jerman juga diundang menghadiri berbagai kegiatan G20 di Indonesia sepanjang tahun ini. Selain itu pihak Jerman juga mengundang Indonesia dalam berbagai G7 Ministerial Meeting diantaranya GG7 Foreign Minister Meeting, G7 Development Minister Meeting, G7 Energy Climate and Environment Ministers Meeting.
Hal ini merefleksikan pengakuan intgernasional terhadap peran penting Indonesia, tidak hanya dalam tingkat regional, tetapi juga sebagai global actor dalam mencari solusi dari berbagai isu-isu global.
Untuk memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman, sejumlah kegiatan telah direncanakan oleh KBRI Berlin, seperti kompetisi dan peluncuran logo peringatan, Investment Days, Start Up Summit, Indonesia-German Cultural Conference, Jakarta-Berlin Festival, dan rangkaian Malam Kesenian Indonesia. Kegiatan-kegiatan tersebut kiranya dapat meneruskan momentum pengembangan hubungan diplomatik dan kerja sama bilateral Indonesia-Jerman di masa mendatang.
---
Arif Havas Oegroseno
Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia